Jangan Mudah Emosi, Sering Marah Ternyata Berisiko Kematian Dini

SIFAT pemarah seringkali dikaitkan dengan perilaku yang buruk. Sebab, orang yang memiliki sifat ini sangat mudah untuk terpancing emosinya dan marah pada suatu hal yang kelihatannya sepele. Terlepas dari hal itu, sebenarnya sifat ini memiliki dampak negatif pada kesehatan.

Melansir Daily Mail, Selasa (28/11/2017), inilah akibat bila seseorang terlalu sering marah-marah;




Kematian dini

Penelitian dari Iowa State University mengungkapkan pria yang berada dalam rentang usia 20 – 40 tahun memiliki kemungkinan 1,5 kali lipat meninggal dalam waktu 35 tahun kemudian jika ia sering marah-marah. Para peneliti menghubungkan hal ini dengan kerusakan fisiologis. Pelepasan adrenalin yang terlalu sering ketika saat marah memicu kerusakan pada DNA dan pada akhirnya menyebabkan penyakit yang mengancam jiwa seperti multiple sclerosis.

Gangguan tidur

Perasaan amarah menghasilkan respons yang meningkat dalam amigdala, bagian otak yang terkait dengan naluri bertahan hidup. Emosi yang meningkat karena marah berbanding lurung dengan pemberian sinyal kecemasan dari amigdala ke bagian otak dan tubuh lainnya. Akibatnya aliran darah ke anggota tubuh dan jantung menjadi meningkat sehingga membuat orang yang sedang marah sulit tidur.

Sakit kepala

Emosi marah menyebabkan terjadinya lonjakan kimiawi yang meningkatkan aliran darah ke otak dan memicu pembengkakan pembuluh darah dan saraf di sekitar otak. Tekanan itulah yang membuat kepala terasa sakit dan tegang.

Kecemasan dan depresi

Saat seseorang marah, neurotransmiter dan hormon yang dikirim melalui aliran darah dapat meningkatkan denyut jantung dan ketegangan otot. Keadaan ini sering terjadi di hipotalamus yaitu pusat kendali stres di otak. Dengan begitu, seseorang tersebut akan mudah mengalami cemas dan depresi. Di sisi lain, apabila tekanan aliran darah yang meningkat dan jantung berdetak lebih cepat terlalu sering terjadi maka dapat menambah risiko ritme jantung abnormal. Hal itu tentu berakibat fatal. Pelepasan adrenalin dan trombosit pada saat marah juga dapat memicu pembekuan darah atau pemblokiran darah. Hal ini meningkatkan risiko penyakit jantung.

Menderita beberapa penyakit

Para peneliti di Southampton University mengungkapkan, saat marah tubuh terlalu banyak memproduksi kortisol sehingga dapat menyebabkan ketidakseimbangan gula darah, menekan tiroid, dan bahkan mengurangi kepadatan tulang. Selain itu, kenaikan hormon kortisol secara berkepanjangan dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap virus. Penyakit lain yang mungkin diderita adalah hipertensi. Kondisi tersebut membuat seseorang bisa marah di luar kendalinya.

Risiko lain yang ditimbulkan adalah peningkatan kemungkinan terkena kanker paru-paru. Emosi yang timbul akibat marah dapat mengurangi fungsi sistem pernafasan. Sistem kekebalan tubuh pun bisa menurun jika seseorang terlalu sering marah. Hal itu berdampak pada masalah di usus yang lebih rentan terserang bakteri atau virus.

Keriput

Ilmuwan Brasil mengungkapkan stres yang meningkat akibat kemarah membuat jumlah glukokortikoid berkurang. Padahal hormone tersebut dibutuhkan dalam sintesis kolagen. Kurangnya kolagen dapat membuat kulit kendor dan berkerut. Terlebih lagi, sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat kemarahan dapat meningkatkan reaksi inflamasi pada patogen di bawah kulit.

Iklan Tengah Artikel 1

.