Jangan Sembarangan Konsumsi Amoxicillin, Ini Efek Sampingnya

Dalam menangani infeksi bakteri, antibiotik menjadi kelompok obat yang paling mungkin diresepkan dokter. Salah satu antibiotik yang mungkin kerap Anda dengar adalah amoxicillin (amoksisilin). Obat dalam golongan penisilin ini bisa menghambat pertumbuhan bakteri, seperti bakteri pemicu infeksi saluran kemih, infeksi kulit, hingga gonorrhea.



Efek samping amoxicillin, apa saja?

Seperti obat lain pada umumnya, amoxicillin dapat menimbulkan efek samping tertentu. Efek samping amoxicillin tersebut dapat dibagi menjadi efek samping yang umum, serta efek samping yang sifatnya serius.

1. Efek samping amoxicillin yang umum

Efek samping yang lebih umum dari tablet oral amoksisilin dapat berupa:

- Mual
- Muntah
- Diare
- Ruam kulit
- Infeksi jamur pada vagina

Efek samping yang ringan dapat hilang dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Namun, jika terjadi lebih parah atau tidak hilang setelah beberapa lama, Anda sebaiknya langsung berkonsultasi dengan dokter.

2. Efek samping amoxicillin yang cenderung serius

Selain bersifat umum, amoksisilin juga bisa menimbulkan efek samping yang serius. Efek samping tersebut tersebut meliputi reaksi hipersensitivitas imun dan kerusakan pada hati.

Efek samping berupa reaksi hipersensitivitas menimbulkan gejala berikut ini:

Gejala seperti flu, termasuk demam, sakit di badan, atau sakit tenggorokan
Ruam kulit berwarna merah atau ungu yang menyebar dan menimbulkan rasa sakit, seperti Stevens-Johnson Syndrome
Lepuh yang dapat menyebabkan kulit rusak dan memicu luka terbuka

Selain reaksi hipersensitivitas, efek samping serius dari amoksisilin juga dapat berupa kerusakan hati. Walau jarang terjadi, efek berikut ini tetap patut diperhatikan:

Peningkatan enzim hati yang ditunjukkan oleh tes darah
Nyeri di perut
Kulit dan mata menguning
Kelelahan
Hubungi dokter dengan segera jika Anda merasa mengalami efek samping amoxicillin yang serius.


Peringatan sebelum mengonsumsi amoxicillin

Di samping efek samping, amoxicillin juga memiliki peringatan yang harus diperhatikan dalam penggunaannya. Peringatan tersebut, termasuk:

1. Alergi

Amoksisilin dapat menyebabkan reaksi alergi yang parah. Gejala reaksi alergi yang dirasakan dapat berupa:

- Kesulitan bernapas
- Pembengkakan di tenggorokan atau lidah

Jika Anda memiliki reaksi alergi setelah mengonsumsi amoksisilin, hubungi dokter dengan segera. Apabila reaksi alergi yang dirasakan tergolong parah, Anda diharuskan untuk segera mendatangi unit gawat darurat terdekat.

Hindari konsumsi amoxicillin berulang jika Anda pernah memiliki reaksi alergi terhadap obat ini. Sebab, konsumsi berulang dapat berakibat fatal, termasuk menyebabkan kematian.

2. Peringatan untuk orang dengan kondisi medis tertentu

Orang yang menderita penyakit berikut ini perlu waspada sebelum mengonsumsi amoxicillin, misalnya:

Mononukleosis (penyakit mono atau kissing disease): Amoksisilin meningkatkan risiko terkena ruam kulit yang cenderung parah.

Diabetes: Amoksisilin berisiko menyebabkan positif palsu ketika penderitanya melakukan uji glukosa (gula) dalam urine. Konsultasikan dengan dokter terkait tentang manajemen gula darah jika Anda mengonsumsi amoksisilin.


Penyakit ginjal: Apabila memiliki penyakit ginjal yang parah, ginjal tersebut mungkin tidak mampu membersihkan amoxicillin dari tubuh dengan cepat. Akibatnya, kadar amoksisilin dapat menumpuk di tubuh penderitanya. Dokter mungkin memberi amoksisilin dengan dosis yang lebih rendah bagi penderita dengan penyakit ginjal.

3. Peringatan untuk kelompok lain

Beberapa kelompok perlu mendiskusikan dengan dokter dengan komprehensif sebelum menggunakan amoxicillin. Kelompok tersebut termasuk ibu hamil, ibu menyusui, dan lanjut usia.

Untuk ibu hamil, amoksisilin tergolong sebagai ke obat kehamilan kategori B. Artinya, penelitian pada hewan belum menunjukkan adanya risiko pada janin. Kategori ini juga berarti bahwa belum banyak penelitian yang dilakukan pada manusia untuk memahami risiko amoxicillin bagi janin. Bicarakan dengan dokter jika Anda hamil atau berencana hamil sebelum menerima antibiotik ini.

Untuk ibu menyusui: Amoksisilin dapat masuk ke dalam ASI dan bisa berisiko menimbulkan efek samping pada Si Kecil. Bicaralah dengan dokter jika Anda tengah menyusui atau berniat menyusui. Dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk berhenti menyusui atau menghindari amoxicillin.

Untuk lansia: Ginjal pada orang dewasa lanjut usia mungkin tidak berfungsi sebaik dulu. Hal ini dapat menyebabkan tubuh lansia memproses obat lebih lambat. Akibatnya, obat akan menumpuk di dalam tubuh dan berisiko menimbulkan efek samping bagi lansia.

Tips dan pertimbangan dalam penggunaan amoxicillin

Amoxicillin merupakan antibiotik yang harus bijak dalam penggunaannya. Perhatikan hal berikut dalam konsumsi amoxicillin:


  • Minumlah amoxicillin pada waktu yang dianjurkan oleh dokter
  • Anda bisa mengonsumsi amoksisilin dengan atau tanpa makanan, baik dalam bentuk kapsul, tablet, tablet kunyah, atau suspensi
  • Sementara itu, untuk tablet amoksisilin rilis lambat (extended release), Anda diharuskan meminumnya dalam waktu 1 jam setelah makan
  • Jangan menghancurkan, memotong, atau mengunyah tablet amoksisilin rilis lambat
  • Habiskan obat sesuai yang diberikan dokter, walau Anda mulai merasa pulih sekalipun. Tidak menghabiskan obat berisiko membuat infeksi yang diderita berlangsung lebih lama, atau tubuh bisa menjadi resisten terhadap amoxicillin.
  • Simpanlah amoxicillin dalam suhu ruang, dan bukan di tempat yang lembap seperti kamar mandi
  • Jauhkan obat dari paparan cahaya


Efek samping amoxicillin di atas mungkin dapat berbeda bagi masing-masing pasien. Artikel ini tidak dapat menjadi pengganti konsultasi dari dokter. Untuk itu, selalu diskusikan dengan dokter terkait penggunaan amoxicillin, serta sampaikan juga pada dokter mengenai kondisi medis yang Anda alami dan obat yang sedang dikonsumsi.

Sumber: sehatq.com

Iklan Tengah Artikel 1

.